Istilah ini menggambarkan sosok ayah muda yang menikmati keseharian dengan santai, sering terlihat membawa segelas kopi latte sambil mengantar anak sekolah, bekerja dari kafe, atau sekadar menikmati pagi di teras rumah.

Berbeda dari generasi sebelumnya yang identik dengan rutinitas kantor sepanjang hari, Latte Dad mewakili gaya hidup baru: lebih fleksibel, lebih hadir untuk keluarga, dan tetap bergaya.

Gaya Hidup yang Tumbuh di Lingkungan Modern

Tren ini semakin mudah ditemukan di kawasan hunian modern Indonesia,  terutama di kota-kota satelit. Kehadiran area komersial yang terintegrasi dengan perumahan, seperti coffee shop estetik di tepi danau, co-working space, hingga taman hijau yang nyaman untuk jogging pagi, menciptakan ekosistem sempurna untuk gaya hidup para Latte Dad.

Mereka bisa memulai hari dengan secangkir kopi dari kafe favorit, lanjut video call meeting di ruang terbuka, dan tetap punya waktu bermain dengan anak di sore hari. Semua bisa dilakukan tanpa harus jauh-jauh keluar kawasan.

Simbol dari Kehidupan Seimbang

Lebih dari sekadar gaya, Latte Dad adalah simbol keseimbangan hidup modern, antara produktivitas dan kedekatan emosional dengan keluarga. Tren ini juga memperlihatkan bagaimana kawasan hunian kini tidak hanya bicara soal tempat tinggal, tapi juga gaya hidup yang mendukung well-being dan konektivitas antar generasi muda.

Hunian yang Mendukung Gaya Hidup Baru

Konsep seperti ini kini banyak diadaptasi oleh berbagai pengembang properti, termasuk kawasan Summarecon  Bekasi yang dikenal menghadirkan lingkungan dengan ruang publik nyaman, area komersial berkonsep lifestyle, dan beragam kegiatan komunitas yang aktif dan positif. Semua elemen ini menciptakan ruang bagi para Latte Dad untuk tumbuh, baik sebagai ayah, profesional, maupun individu yang ingin hidup seimbang dan inspiratif.

“Latte Dad” bukan sekadar tren, tapi cerminan bagaimana gaya hidup modern Indonesia kini berubah, dari yang dikenal sebagai negara fatherless menjadi lebih hangat, lebih santai, dan lebih ‘hadir’.